Translate

Muse - "Hysteria": Dentuman Bass yang Menggetarkan Jiwa dan Simfoni Kerinduan yang Intens

 

alt_here


Di dunia rock alternatif, beberapa lagu tidak hanya didengar, tetapi dirasakan secara fisik. "Hysteria" oleh Muse adalah salah satu mahakarya semacam itu. Dirilis sebagai single kedua dari album monumental mereka "Absolution" (2003), lagu ini bukan sekadar hit, melainkan pernyataan musik yang berani, intens, dan tak terlupakan yang menjadi pilar penting dalam karier band asal Teignmouth, Inggris ini.




Jantung yang Berdentum: Bassline yang Legendaris

  • Intro yang Tak Terlupakan: Dari detik pertama, "Hysteria" menyergap pendengar dengan bassline Chris Wolstenholme yang agresif, melodis, dan penuh tenaga. Riff bass ini bukan sekadar pengiring, melainkan tulang punggung lagu, menciptakan alur yang menggerakkan seluruh lagu dengan energi yang hampir primal. Ia langsung mencengkeram dan tidak melepaskan.
  • Teknik & Suara: Wolstenholme menggunakan teknik fingerstyle dengan presisi tinggi, menghasilkan suara bass yang tebal, distorsi, namun tetap jernih dan penuh karakter. Bassline ini sering disebut sebagai salah satu riff bass terbaik dalam sejarah rock modern.

Lanskap Musik yang Megah dan Gelisah

  • Dinamika yang Mencengangkan: Di atas fondasi bass yang kokoh, Matthew Bellamy membangun menara gitar dengan riff-riff tajam berdistorsi dan solo teknis yang berapi-api. Drum Dominic Howard memberikan pukulan ritmis yang solid dan kompleks, penuh dengan fill dan aksen dinamis.
  • Nuansa "Space Rock" Khas Muse: Meskipun berat dan penuh energi, "Hysteria" tetap mempertahankan nuansa epik dan sedikit futuristik khas Muse. Penggunaan efek gitar Bellamy dan struktur lagu yang membangun menciptakan perasaan luas dan sedikit apokaliptik.

Lirik: Jeritan Jiwa yang Terjebak dalam Hasrat

  • Intensitas Emosional: Lirik Bellamy menggambarkan kerinduan yang menyakitkan, obsesi, dan kebutuhan yang hampir putus asa. Kata-kata seperti "I want it now / I want it now" dan "And I want you now / I want you now" diulang dengan penuh gairah, mencerminkan judul lagu – "Hysteria" (Histeria).
  • Perasaan Terjebak: Baris seperti "It's bugging me / Grating me / And twisting me around" dan "I'm not breaking down / I'm breaking out" menyampaikan konflik batin, perasaan terjebak dalam emosi yang menguasai diri, dan keinginan kuat untuk melarikan diri atau memenuhi hasrat tersebut.
  • Ambiguity yang Menarik: Seperti banyak lagu Muse, liriknya terbuka untuk interpretasi. Bisa tentang hasrat romantis yang tak terpenuhi, obsesi, ketergantungan, atau bahkan metafora untuk keinginan dan frustrasi yang lebih universal.

Warisan dan Pengaruh

  • Single Sukses: "Hysteria" menjadi salah satu single paling sukses Muse, memecahkan 10 besar tangga lagu di Inggris dan mendapatkan sertifikasi Silver. Popularitasnya melonjakkan nama Muse secara global.
  • Staple di Konser: Lagu ini menjadi pokok setlist konser Muse yang wajib ada. Bassline-nya yang ikonik selalu memicu sorak-sorai penonton, dan energi panggung saat membawakan lagu ini sangat elektrik. Interaksi antara riff bass Wolstenholme dan solo gitar Bellamy di atas panggung adalah momen yang ditunggu-tunggu penggemar.
  • Video Klip Kreatif: Video musiknya (disutradarai oleh Thomas Kirk) menampilkan band tampil di dalam lingkaran kamera 360 derajat yang bergerak cepat, menciptakan efek visual yang dinamis dan agak disorienting, mencerminkan intensitas lagu.
  • Pengaruh pada Musik Rock: Bassline "Hysteria" telah menjadi rujukan dan inspirasi bagi banyak bassis generasi berikutnya, menunjukkan bagaimana bass bisa menjadi elemen sentral yang memimpin sebuah lagu rock.

Kesimpulan: Simfoni Kerinduan yang Abadi

"Hysteria" bukan sekadar lagu rock. Ia adalah pengalaman sensorik. Ia adalah kombinasi sempurna antara:

  1. Bassline yang Mengubah Permainan: Sebuah riff yang langsung dikenali, penuh tenaga, dan menjadi legenda.
  2. Musik yang Dinamis dan Kompleks: Aransemen yang padat, penuh energi, dan penuh nuansa khas Muse.
  3. Vokal dan Lirik yang Penuh Gairah: Penyampaian Bellamy yang intens dan lirik yang menggambarkan kerinduan serta obsesi yang mendalam.
  4. Produksi yang Berkilau: Suara yang besar, jernih, dan penuh dampak, menjadi ciri khas produser Rich Costey dan band itu sendiri.

Dua dekade setelah dirilis, "Hysteria" tetap segar, relevan, dan memiliki kekuatan untuk menggetarkan pendengar baru maupun lama. Ia adalah bukti kejeniusan Muse dalam menciptakan musik yang tidak hanya secara teknis brilian tetapi juga secara emosional menghunjam jauh, sebuah simfoni kerinduan dan hasrat yang terus beresonansi, menggetarkan jiwa dengan setiap dentuman bassnya. Lagu ini adalah mahakarya yang mengukuhkan Muse sebagai salah satu band rock paling inovatif dan menggugah di era modern. Jika ada satu lagu yang merangkum kekuatan, ambisi, dan intensitas Muse, "Hysteria" adalah kandidat utama yang sangat kuat.

Rate this article

Getting Info...

Post a Comment

Copyright ©Koolva - All rights reserved.

Redesign by protemplates
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
More Details