Translate

Batu Nisan Cahaya Bidadari: Simfoni Kesedihan yang Menggema

 


alt_here

Batu Nisan Cahaya Bidadari (BN-CB), yang diambil dari metafora batu nisan yang diterangi cahaya surgawi, adalah proyek musik solo milik seniman misterius bernama Surya Tantri . Meski identitasnya tidak sepenuhnya terbongkar, karyanya telah menjadi legenda di komunitas musik dark ambient dan neofolk Indonesia sejak pertama kali dirilis pada 2016.

 



Ciri Khas

Nuansa Melankolis dan Mistis : BN-CB mengandalkan instrumen seperti suling , rebab , dan gamelan yang dipadukan dengan loop synth gelap, efek suara alam (hujan, angin malam), dan vokal berdistorsi.

Lirikalisme Puitis : Liriknya penuh simbolisme tentang kematian, cinta yang hilang, dan pencarian makna hidup. Contohnya dalam lagu Surya Tenggelam (2018): "Di antara retaknya waktu, aku berbisik pada debu."

Konsep Album Berkelanjutan : Setiap album BN-CB—seperti Kisah Batu Nisan (2017) dan Cahaya di Ujung Kematian (2020)—dirancang sebagai bagian dari narasi epik tentang perjalanan jiwa manusia.

Pengaruh Budaya Lokal

BN-CB kerap menggunakan mantra Jawa Kuno, kidungan Bali, atau cerita rakyat Sumatera dalam karyanya. Contohnya, lagu Bidadari di Jurang (2021) mengadaptasi legenda Malin Kundang dari Minangkabau dengan latar dentuman gong yang berat.

 

MISTOFSILENCE: Rock Eksperimental yang Menantang Norma

Berbeda dengan BN-CB, MISTOFSILENCE adalah grup musik progressive rock yang berdiri tahun 2013 di Bandung. Dengan formasi awal yang terdiri dari gitaris eksperimental Aditya Pratama , bassis Rizky Wibowo , dan drummer Fajar Suryadi , mereka dikenal karena eksperimen struktural dan vokal yang berani.

 

Eksperimen yang Mengguncang

Permainan Riff yang Tidak Konvensional : Mereka sering menggunakan skala pentatonik minor dalam riff gitar, seperti dalam lagu Hantu di Balik Kabut (2015), yang menggabungkan elemen jazz dan math rock.

Penggunaan Instrumen Nusantara : Mereka tidak ragu memasukkan angklung , talempong , atau kendang dalam komposisi kompleks. Contoh: lagu Saudara Bayangan (2017) yang berdurasi 14 menit.

Lirik Anti-Komersial : Lagu-lagu mereka kerap membahas tema eksistensialisme, kritik sosial, hingga kisah mitos lokal.

Album dan Penghargaan

Album Silence in Chaos (2019) mendapat penghargaan "Best Alternative Rock Album" di Anugerah Musik Indonesia. Single Tembok Asap menjadi soundtrack film dokumenter Hutan Terbakar yang viral di media sosial.

 

Dampak Budaya dan Komunitas

Keduanya, meski berbeda genre, memiliki kesamaan dalam memperkaya wajah musik Indonesia:

 

Pelestarian Budaya : Baik BN-CB maupun MISTOFSILENCE membuktikan bahwa alat musik tradisional bisa relevan di era modern.

Menginspirasi Generasi Indie : Mereka menjadi inspirasi bagi musisi muda untuk tidak takut berkreasi di luar pakem industri musik.

Komunitas yang Kuat : Keduanya aktif di festival musik indie seperti Jakarta Ambient Fest dan Bandung Underground Scene .

Tantangan dan Prospek

Meski populer di kalangan niche, kedua proyek ini menghadapi tantangan:

 

Minimnya Promosi : Industri musik Indonesia masih didominasi genre pop dan dangdut, sehingga musik eksperimental kesulitan masuk pasar mainstream.

Keterbatasan Produksi : BN-CB yang lebih fokus pada proyek solo seringkali memproduksi album dalam jumlah terbatas, sementara MISTOFSILENCE harus berjuang melawan stereotip "band sulit dimengerti".

Namun, dengan maraknya platform digital seperti Bandcamp dan SoundCloud, keduanya mulai menjangkau audiens global. Kolaborasi internasional pun mulai terjalin, seperti BN-CB yang berduet dengan musisi ambient Finlandia, Ilmatar , dalam album Batu Nisan Eropa (2022).

Rate this article

Getting Info...

Post a Comment

Copyright ©Koolva - All rights reserved.

Redesign by protemplates
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
More Details