Di tengah hiruk-pikuk industri musik Indonesia yang didominasi genre pop, dangdut, dan rock arus utama, muncul proyek musik indie yang menawarkan nuansa berbeda: Suropati dengan album ikoniknya, Terbelenggu Sepi . Album ini menjadi simbol perlawanan terhadap homogenisasi suara musik Tanah Air, menggabungkan elemen folk, ambient, dan rock progresif dengan lirikalisme yang menggali kepedihan manusia modern. Artikel ini akan membahas perjalanan, filosofi, dan dampak karya ini dalam kancah musik eksperimental Indonesia.
Siapa Itu Suropati?
Nama Suropati diambil dari tokoh sejarah Jawa, Pattimura
Suropati , yang dikenal sebagai pejuang anti-kolonial. Namun, dalam konteks
musik ini, nama tersebut menjadi metafora bagi jiwa yang melawan penindasan,
baik dalam skala sosial maupun batin. Proyek ini digawangi oleh Rizal Murtadho
, seorang multi-instrumentalis asal Yogyakarta yang dikenal dengan eksperimen
suaranya sejak awal 2010-an.
Album Terbelenggu Sepi (2021) merupakan debut studio pertama
Suropati, yang langsung mencuri perhatian komunitas musik indie berkat
konsepnya yang gelap, introspektif, dan penuh makna.
Ciri Khas Musik Suropati
Fusion Elemen Tradisional dan Modern
Instrumen Akustik : Rizal kerap menggunakan suling , rebana
, atau gamelan yang dimodifikasi dengan efek reverb dan delay untuk menciptakan
atmosfer mistis.
Eksperimen Suara : Teknik looping , field recording (rekaman
suara alam seperti desiran angin atau dering bel sekolah), dan penggunaan pedal
distortion memberi kesan "terpenjara" yang sesuai dengan tema album.
Vokal Berlapis : Vokal Rizal yang serak dan berat dipadukan
dengan harmoni vokal perempuan (dalam lagu Saudara Kesepian ) untuk menciptakan
kontras antara keputusasaan dan harapan.
Lirikalisme yang Menghujam
Lirik lagu-lagu dalam Terbelenggu Sepi banyak terinspirasi
dari puisi-puisi Sapardi Djoko Damono dan W.S. Rendra, dengan tema utama:
Kesepian di Tengah Keramaian : Lagu Jalan-Jalan Sunyi
menggambarkan alienasi individu dalam kota metropolitan.
Kritik Sosial : Bumi yang Terluka menyentil eksploitasi alam
dan ketimpangan sosial.
Pencarian Identitas : Aku dan Bayangannya menjadi refleksi
tentang konflik batin antara idealisme dan realitas.
Konsep Visual yang Sinematik
Video klip lagu Kabut Pagi di Bukit Sunyi dibuat dengan
sinematografi yang menyerupai film pendek, mengambil lokasi di hutan Jawa
Tengah dengan visual hitam-putih yang suram. Konsep ini memperkuat narasi musik
sebagai medium seni multi-indera.
Album Terbelenggu Sepi : Perjalanan Emosional dalam 7 Track
Pembukaan (Intro) : Rekaman suara hujan dan dentuman gong
pelan yang mengajak pendengar memasuki dunia introspektif.
Terbelenggu Sepi : Lagu utama dengan riff gitar yang monoton
namun menghipnotis, disertai lirik "Aku terjebak dalam sunyi yang tak
berujung" .
Jalan-Jalan Sunyi : Menggabungkan beat jazz dan suling yang
melengking, menggambarkan kehampaan manusia modern.
Bumi yang Terluka : Instrumen tifa dari Maluku dipadukan
dengan gitar elektrik untuk menyuarakan krisis lingkungan.
Saudara Kesepian : Kolaborasi dengan penyanyi perempuan
Nadia Prameswari yang menambah dimensi emosional.
Aku dan Bayangannya : Lagu instrumental dengan loop synth
yang berulang, mencerminkan pergolakan batin.
Penutupan (Outro) : Rekaman suara burung hantu dan alunan
rebana yang mengakhiri album dengan rasa tidak pasti.
Dampak Budaya dan Komunitas
Menginspirasi Musisi Indie : Suropati menjadi inspirasi bagi
musisi muda untuk mengeksplorasi tema-tema filosofis dan menggunakan instrumen
tradisional.
Platform untuk Diskusi Sosial : Konser-konser kecil mereka
di kafe indie sering dijadikan ruang diskusi tentang seni, lingkungan, dan
politik.
Festival Musik Alternatif : Album ini sering diputar di
festival seperti Yogyakarta Indie Fest dan Jakarta Ambient Night .
Tantangan dan Prospek
Meski mendapat apresiasi dari kalangan niche, Suropati
menghadapi tantangan:
Minimnya Promosi : Industri musik Indonesia masih cenderung
mengabaikan genre eksperimental.
Keterbatasan Distribusi Fisik : Album Terbelenggu Sepi hanya
tersedia dalam jumlah terbatas di toko-toko indie.
Kesulitan Finansial : Produksi musik dengan pendekatan seni
tinggi membutuhkan dana besar, yang sulit dicari tanpa label besar.
Namun, dengan maraknya platform digital seperti Spotify dan
Bandcamp, Suropati mulai menjangkau audiens global. Kolaborasi dengan musisi
ambient dari Korea Selatan dan Jepang pun sedang direncanakan.
Penutup
Terbelenggu Sepi bukan sekadar album, tetapi sebuah
manifesto seni yang menolak diam dalam kebisuan. Melalui Suropati, Rizal
Murtadho berhasil menciptakan ruang di mana tradisi dan inovasi bertemu, di
mana kesepian menjadi kekuatan untuk berkarya. Bagi mereka yang lelah dengan
musik "instan", album ini adalah undangan untuk merenung, merasakan,
dan akhirnya terbebas dari belenggu.
"Dalam kesepian, kita menemukan suara kita
sendiri." 🎶